BorneoNetwork – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berhasil mencegah distribusi sayur basi yang digunakan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi pelajar.
Melansir dari Pikiran Rakyat, langkah ini diambil setelah BPOM menerima laporan dari sejumlah balai besar terkait potensi distribusi makanan tak layak konsumsi.
“Kami menemukan adanya sayur basi yang hendak didistribusikan. Hal ini kami cegah untuk memastikan makanan yang diberikan layak dikonsumsi,” ujar Kepala BPOM Taruna Ikrar dalam konferensi pers bersama Polri, Jumat (10/1/2025).
Taruna menegaskan, pencegahan dilakukan untuk menghindari risiko gangguan kesehatan, seperti keracunan dan malnutrisi, yang dapat memicu keresahan di masyarakat.
Lokasi tempat ditemukannya makanan tak layak konsumsi tidak disebutkan untuk menjaga ketertiban.
BPOM mulai terlibat dalam program MBG sejak 2 Januari 2025, dengan mandat mengevaluasi produk makanan dan dapur penyedia menu.
Dalam program ini, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo juga mengungkapkan peran Polri melalui rekrutmen bintara kompetensi khusus (bakomsus) di bidang gizi.
“Personel kami yang memiliki keahlian di bidang pangan dan gizi juga dilibatkan untuk memastikan pengawasan berjalan maksimal,” jelas Listyo.
Sumber Dana Program MBG dan Pelibatan Masyarakat
Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Prita Laura, menjelaskan bahwa program MBG dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha.
“Skema ini memungkinkan pembayaran dilakukan sesuai tenggat waktu yang disepakati, terutama untuk UMKM yang memiliki keterbatasan kapasitas ekonomi,” ungkap Prita saat meninjau distribusi MBG di Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (10/1/2025).
Masyarakat diundang untuk berpartisipasi aktif dalam pengawasan dan pengembangan program ini melalui aplikasi Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N) Lapor, atau langsung ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah masing-masing.
“Kami membuka ruang bagi masyarakat untuk memberikan masukan, baik melalui SP4N Lapor maupun langsung ke SPPG yang berada dekat dengan penerima manfaat,” imbuh Prita.
Program MBG tidak hanya menyasar pelajar, tetapi juga ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, dengan tujuan meningkatkan kualitas kesehatan dan gizi masyarakat.
Langkah pencegahan dan pengawasan ini diharapkan dapat memastikan keberhasilan program tanpa kompromi pada kualitas makanan yang didistribusikan.