BorneoNetwork – Bernard Arnault, CEO LVMH Moët Hennessy Louis Vuitton, mengalami penurunan kekayaan signifikan pada tahun 2024.
Menurut Bloomberg dan dikutip liputan6, kekayaannya menyusut sekitar USD 32 miliar atau setara Rp 518,41 triliun. Penurunan ini menempatkan Arnault dalam tekanan besar di tengah melemahnya pasar barang mewah global.
Faktor Penurunan Kekayaan
Salah satu penyebab utama adalah melemahnya permintaan barang mewah, terutama di pasar Tiongkok.
LVMH, konglomerasi barang mewah terbesar di dunia, melaporkan penurunan pendapatan sebesar 1,3% menjadi €41,7 miliar pada semester pertama 2024.
Produk seperti pakaian, barang kulit, sampanye, dan perhiasan mencatatkan penurunan penjualan signifikan.
Di Tiongkok, pembelian barang mewah kini lebih banyak dilakukan di luar negeri, seperti di Jepang, di mana konsumen bisa mendapatkan harga yang lebih kompetitif.
Fenomena “Luxury Shaming”
Fenomena sosial “luxury shaming” turut memengaruhi penjualan. Konsumen di banyak negara menjadi lebih berhati-hati dalam membeli produk berharga tinggi karena kekhawatiran terhadap persepsi masyarakat dalam situasi ekonomi global yang menantang.
Dampak pada Posisi Arnault
Meski kehilangan sebagian besar kekayaannya, Bernard Arnault tetap berada di jajaran individu terkaya dunia.
Pada Maret 2024, kekayaannya tercatat sebesar USD 230,5 miliar atau sekitar Rp 3.619 triliun, menurut laporan Forbes (Forbes).
Namun, penurunan ini memberikan ruang bagi pesaing seperti Elon Musk untuk kembali mendekati posisi puncak daftar orang terkaya dunia.
Prospek Masa Depan
Para analis memperingatkan bahwa LVMH harus segera menyesuaikan strategi bisnisnya untuk mengatasi perubahan pola konsumsi global.
Memperkuat pasar di luar Tiongkok, seperti di Amerika Serikat dan Jepang, dianggap sebagai salah satu langkah penting untuk memulihkan pendapatan perusahaan.
Dengan situasi ini, Bernard Arnault yang pernah menduduki posisi sebagai orang terkaya di dunia sekarang menghadapi tantangan besar dalam menjaga stabilitas kekayaannya dan mempertahankan dominasinya di industri barang mewah global.