BorneoNetwork – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Indonesia masih melakukan impor beras pada Januari 2025 dengan nilai mencapai US$43,2 juta atau setara Rp700,66 miliar (asumsi kurs Rp16.220 per dolar AS).
Meskipun demikian, angka ini menunjukkan penurunan signifikan sebesar 84,46% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang mencapai US$278,03 juta.
Melansir dari Bisnis, Selasa (18/2/2025), dari segi volume, impor beras pada Januari 2025 tercatat sebesar 79.361 ton, turun 82,05% dibandingkan Januari 2024 yang mencapai 442.112 ton.
Impor ini mayoritas berasal dari negara-negara tetangga seperti Thailand, Vietnam, Myanmar, dan Pakistan.
Asal Impor Beras
Thailand: 13.984 ton (US$8,06 juta), turun drastis dari Januari 2024 yang mencapai 235.840 ton (US$151,88 juta).
Vietnam: 15.050 ton (US$8,27 juta), lebih rendah dibanding Januari 2024 yang mencatat 32.342 ton (US$21,04 juta).
Myanmar: 6.680 ton (US$3,64 juta), jauh lebih kecil dibanding Januari 2024 sebesar 41.640 ton (US$23,96 juta).
Pakistan: 16.876 ton (US$8,98 juta), menurun drastis dari Januari 2024 yang mencapai 129.781 ton (US$79,33 juta).
India: Tahun ini, Indonesia membuka kembali impor beras dari India sebesar 26.763 ton (US$14,07 juta), setelah tidak melakukan impor dari negara tersebut pada Januari 2024.
Pemerintah Tegaskan Tidak Akan Impor Beras Konsumsi
Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan), Zulkifli Hasan, menegaskan bahwa pemerintah tidak akan melakukan impor beras untuk konsumsi masyarakat pada 2025.
Namun, impor tetap dilakukan dalam jumlah kecil untuk kebutuhan hotel, restoran, dan kafe (horeka).
“Apakah tidak ada [impor beras] yang lainnya? Ada itu beras yang dimakan Pak Wamen biasanya kalau ke restoran Jepang itu masih dikit-dikit impornya masih ada,” ungkap Zulhas dalam acara Indonesia Marine & Fisheries Business Forum di Jakarta.
Ia menjelaskan bahwa Indonesia tetap mengizinkan impor beras khusus seperti beras basmati dan briyani, guna memenuhi kebutuhan restoran dan mencegah sanksi dari negara mitra dagang seperti Pakistan, India, dan Bangladesh.
“Jadi kalau restoran-restoran, briyani dan sebagainya perlu beras basmati, kalau kita tidak kasih, nanti Pakistan, India, Bangladesh bisa marah sama kita, tapi volumenya kecil,” tambahnya.
Zulkifli kembali menegaskan bahwa impor beras untuk konsumsi umum tidak akan dilakukan pada 2025.
“Tahun lalu hampir 3 juta ton lebih, tahun ini kita tidak akan impor lagi,” tandasnya.
Reaksi Publik
Pernyataan pemerintah terkait impor beras menuai beragam tanggapan dari masyarakat.
Beberapa warganet menyoroti ketidaksesuaian antara janji pemerintah dan realitas impor yang masih berlangsung.
“Katakan tidak akan impor lagi di tahun 2025 ini… tapi faktanya?” tulis @bun***.
Sementara itu, beberapa pihak memahami langkah pemerintah dengan mempertimbangkan transisi menuju kemandirian pangan.
“Untuk awal oke lah, hanya 79 ribu ton sambil menunggu manuver Bulog dan progres cetak sawah rampung, toh volumenya juga turun sampai 82% dibanding tahun lalu,” tulis @995d***.
Dengan kondisi ini, pemerintah diharapkan terus mempercepat program kemandirian pangan nasional guna mengurangi ketergantungan terhadap impor beras di masa mendatang.