BorneoNetwork – Polisi Belanda menangkap lima orang setelah kerusuhan yang meluas di negara tersebut, yang dipicu oleh aksi fans sepak bola klub Israel.
Pada hari Minggu, 10 November 2024, polisi juga menahan puluhan pengunjuk rasa pro-Palestina di Amsterdam, menyusul ketegangan yang meningkat di kota tersebut.
Dilansir dari CNN, kerusuhan bermula usai pertemuan antara tim sepak bola Israel, Maccabi Tel Aviv, dan klub Ajax di Liga Eropa pada pekan sebelumnya.
Setelah pertandingan yang berakhir dengan kemenangan telak Ajax 5-0, ketegangan terjadi di luar lapangan, di mana pendukung Maccabi membakar bendera Palestina di Dam Square, merusak taksi, serta menyerukan slogan-slogan anti-Arab.
Insiden tersebut memicu kemarahan di kalangan kelompok pro-Palestina.
Sebagai respons terhadap kerusuhan yang kian memanas, pengadilan distrik Amsterdam mengeluarkan larangan terhadap aksi demonstrasi di kota tersebut.
Pada hari yang sama, ratusan pengunjuk rasa berkumpul di Dam Square untuk menanggapi putusan pengadilan, menuntut hak mereka untuk berdemonstrasi.
Para demonstran meneriakkan, “Kami ingin jalan-jalan kami kembali,” sambil mengungkapkan dukungan terhadap Palestina dengan seruan “Bebaskan Palestina!”
Aktivis Belanda, Frank van der Linde, yang sebelumnya telah mengajukan izin untuk menggelar demo, menjelaskan bahwa aksi tersebut bukan hanya untuk menentang kebijakan Israel di Gaza, tetapi juga sebagai protes terhadap pembatasan hak berdemonstrasi.
“Demo ini bukan hanya menentang genosida di Gaza, tetapi juga karena hak kami untuk berunjuk rasa dirampas,” ujar Linde kepada Al Jazeera.
Pernyataan ini dikuatkan oleh sejumlah pedemo lain yang menegaskan bahwa aksi mereka tidak terkait dengan anti-Semitisme, melainkan sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.
Ketegangan yang meningkat ini turut mendapat perhatian dari pemerintah setempat, yang akhirnya menyerukan larangan sementara terhadap demonstrasi di beberapa wilayah setelah kerusuhan yang memuncak.
Anggota Dewan Kota Amsterdam, Jazie Veldhuyezen, menyebut bahwa kerusuhan dipicu oleh fans sepak bola Israel yang bertindak provokatif, sementara kelompok pendukung Palestina menanggapi dengan kekerasan sejak Rabu lalu.