BorneoNetwork – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi akan sulit mengalami penguatan signifikan dalam waktu dekat.
Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyatakan bahwa indeks dolar AS yang mencapai level tertinggi baru dalam dua tahun terakhir menjadi faktor utama yang menekan rupiah.
Pada Jumat (10/1/2025), indeks dolar AS tercatat di angka 109,96 dan sedikit menurun ke 109,65 pada hari berikutnya.
“Hingga penutupan, rupiah diperkirakan hanya dapat bertahan dan sulit untuk rebound secara signifikan,” ujar Lukman, tulis Antara Selasa (14/1/2025).
Selain itu, antisipasi investor terhadap data inflasi AS yang akan dirilis pekan ini diprediksi menjadi faktor penting penguatan dolar AS, yang pada gilirannya menekan nilai tukar rupiah.
Pada penutupan perdagangan Senin (13/1/2025), rupiah melemah 93 poin atau 0,57 persen menjadi Rp16.283 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.290 per dolar AS.
Kondisi ini menunjukkan bahwa dalam jangka pendek, rupiah akan menghadapi tantangan untuk menguat secara signifikan terhadap dolar AS, terutama dengan adanya faktor eksternal seperti penguatan dolar AS dan data ekonomi yang mendukung mata uang tersebut.