BorneoNetwork – Setiap hari dagangan aneka penganan khas Banjar warung wadai (kue) Ipah hampir selalu ludes diperebutkan pembeli.
“Aku tadi nukar wadai (beli kue) petah lawan jaring (petah dan jengkol), rasanya nyaman, pasti ulahan urang (buatan orang) Martapura,” ujar Diah, seorang pembeli kue, akhir pekan lalu.
Ipah berjualan di pasar tradisional Pekauman di Jalan Rantauan Darat RT 20, Pekauman, Banjarmasin.
Ada berbagai jenis wadai dijual antara lain olen-olen, benyiur, petah, jaring, kelalapon, kekicak, sagu, papare, bulungan ayam, cincin dan cucur.
Ipah mulai mengambil wadai ke rumah keluarga dari Martapura, Kabupaten Banjar pada pagi hari dan selanjutnya berdagang di Pasar Pekauman jam 7 pagi. Sekitar jam 1 siang perdagangan selesai.
Kenapa harga wadai murah meriah?
“Lima ribu kawa aja nukar setiap macam wadai, aku meambilnya harga keluarga jadi aku jual harganya sesuai aja. Alhamdulillah habis aja di jam 12,” kata Ipah dalam bahasa Banjar yang kental.
Maksudnya, cukup dengan modal Rp5.000 per potong kue (karena membeli di keluarga), ia bisa menjual lagi dengan murah ke konsumen langganannya.
Pembeli wadai Ipah kebanyakan ibu-ibu. “Gasan makanan anak di rumah (untuk anak-anak di rumah),” ucap Diah.
